Latest News

Monday, 30 April 2012

Tuhan Menyimpan Fotomu


Tuhan Menyimpan Fotomu


Intisari-Online.com � Seorang artis tengah dirundung malang. Lantaran mencandu narkoba, ia terserang penyakit maut HIV. Kini ia tergolek sekarat di rumahnya. Seorang teman datang mencoba menghibur dan meneguhkan imannya. Namun dosa-dosa yang telah diperbuatnya membutakan mata si artis. Ia putus asa.

�Aku berdosa,� akunya melas, �Aku telah menghancurkan hidupku dan kehidupan banyak orang di sekelilingku. Kini aku akan tersiksa di neraka. Tak ada lagi yang bisa kuperbuat.�

Dari sisi tempat tidurnya, sang teman melihat sebuah potret gadis kecil yang cantik terpigura di atas meja.

�Ini foto siapa?� katanya. Mendengar pertanyaan itu sang artis antusias, semangat hidupnya tergerak kembali, �Oh, itu foto putriku. Dialah mutiara hidupku, ia satu-satunya yang indah dalam hidupku.�

�Apakah kau akan menolongnya bila ia mendapat kesulitan, atau melakukan kesalahan? Maukah kau memaafkan dia? Apakah kau masih mencintainya?�

�Tentu saja.� Jawab sang artis antusias. �Aku akan lakukan apa pun demi dia. Mengapa kau lontarkan pertanyaan seperti itu?�

�Aku ingin kau tahu,� jawab sang teman, �bahwa Tuhan juga memiliki foto dirimu di atas meja-Nya.�
Wajah artis itu terkesiap. Sudah terlalu lama ia tidak mendengar kata Tuhan, apalagi mengucapkannya.

Sastrawan Rusia, Leo Tolstoy, dalam karyanya Last Diaries pernah menulis, "engkau selalu saja berpikir tentang orang lain, padahal Tuhan selalu memikirkanmu."

Apalagi sesungguhnya, Tuhan itu sering mengunjungi kita, namun kita kerap kali tidak ada di rumah.  (Intisari, author : K. Tatik Wardayati, Selasa, 01 November 2011 - 08:00 am )
 
Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Friday, 27 April 2012

Surat Kepada Papa

Surat Kepada Papa
Sore ini aku pulang lebih awal karena kantor tidak ada orderan. Yah, semenjak ditinggal suamiku aku menjalani peran ganda sebagai papa dan juga mama bagi anak perempuanku yg masih berumur 5 tahun.

Ketika aku pulang, kudapati anakku sudah tidur. Aku cium keningnya dan kudapati banyak sekali surat-surat.

Kuambil acak dan kubaca surat yang pertama. "Pa, tadi aku dipukul Mama keras sekali. Mama marah karena aku hamburkan biskuit dikamar, padahal tadi aku makan biskuit karena lapar, mau makan mama belom pulang..." Hatiku langsung terasa berat.
Kulanjutkan dengan surat kedua:
"Pa..hari ini Mama pukul tanganku dengan keras sampai sakit kal� digerakkan. Mama marah karena.aku ambil kertas-kertas Mama. Aku kangen Papa makanya aku ingin kirim surat ke Papa....."
Tak terasa air mataku keluar, melihat tulisan anak kecil yang polos...

Kubuka surat ketiga: "Pa, hari ini Mama marah dan memukulku keras sekali dan mengurungku di kamar mandi. Mama marah karena foto Papa yg ada di kamar Mama mau aku pindahin ke kamar aku. Mau aku pasang di dinding t�pi aku kurang tinggi. Jadi, fotonya jatuh, padahal aku mau taruh foto papa supaya aku  besar nanti aku selalu ingat wajah Papa yang membuat aku...."

Begitu kubaca surat terakhir air mataku semakin tumpah dan kupeluk erat anakku yang lagi tidur.

Untuk para istri yg dianugerahi suami dan anak yang baik, jangan sia siakan mereka. Mereka tidak ternilai. Sediakan waktu untuk mereka, karena ada saatnya mereka tidak ada lagi. 
Note:
Terima kasih atas pesanan 2 buku "Mukjizat Kehidupan" oleh Ibu Elisabeth di Kelapa Gading - Jakarta. Buku sudah dikirimkan dengan pos kilat khusus, semoga buku tersebut menjadi berkat. Gbu.

Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Wednesday, 18 April 2012

Teman Sejati

 Teman Sejati

Siapa yang teman sejati  ?

Ada sebuah pohon yang sedang berbuah lebat, buahnya terlihat kuning keemasan sangat menggiurkan.
Seekor burung jalak terbang ke pohon tersebut, dengan suara keras berteriak memuji pohon tersebut.
"Pohon yang subur, engkau terlihat indah dengan buah-buah pohon ini." Setelah mendengar pujian tersebut, sang pohon berkata kepada burung jalak, "Teman, tinggallah di tempat saya!"

Kemudian, seekor burung kenari terbang ke pohon ini, menghadap pohon ini sambil bernyanyi, "Pohon ini sangat hijau, buahnya sangat wangi, sangat bagus."
Pohon berkata kepada burung kenari ini, "Jika engkau ingin memakan buah saya, silakan ambil saja!"

Seekor burung pelatuk terbang ke pohon ini, dia mematuk-matuk disana sini di badan pohon buah, membuat pohon buah sangat kesakitan, sambil menjerit kesakitan berteriak kepada burung pelatuk, burung pelatuk berkata, "Saya melihat di dalam tubuh anda ada seekor ulat, saya ingin mematuknya keluar, jika tidak, maka anda akan sakit dimakan ulat..."

Si pohon dengan marah berkata, "Omong kosong, engkau mematuk saya, sengaja ingin membunuh saya.  Cepat pergi dari sini!", burung pelatuk akhirnya terbang pergi.

Tidak berapa lama kemudian, pohon menderita sakit, daunnya berubah kuning kemudian gugur.

Akhirnya dahannya juga layu, tidak bisa berbuah lagi.

Burung jalak terbang meninggalkannya, burung kenari juga tidak datang bernyanyi lagi.

Pada saat ini burung pelatuk datang lagi, walau bagaimanapun pohon menjerit kesakitan dia tidak peduli, mematuk terus sampai seluruh ulat di tubuh pohon terpatuk habis.

Beberapa waktu kemudian, pohon ini tumbuh kembali, daun-daun hijau mulai terlihat, kemudian berbuah lagi.

Pada saat ini, sang pohon dengan perasaan terharu berkata, "Yang bernyanyi dan memuji anda belum tentu adalah seorang teman, tetapi yang bersedia menunjukkan kekurangan Anda, juga bisa membantu Anda, inilah teman sejati."


===========================
Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Sunday, 15 April 2012

Teliti soal Amplop

Teliti
Tadi malam kami kondangan di kompleks Hotel Bidakara. Ternyata ada dua resepsi pernikahan di situ. Dua orang ibu, teman istri saya, mengaku salah masuk dan salah memberi amplop kepada pengantin yang lain. Terpaksa mereka berdua menyiapkan amplop baru bagi pengantin yang benar.

Kisah lain yang pernah saya dengar, ada pasangan suami isteri yang meminta agar amplop yang salah dimasukkan ke dalam kotak amplop agar dikeluarkan lagi, karena mungkin jumlahnya besar, dan mereka tidak siap memberikan amplop lain kepada kedua mempelai yang benar. Hal ini sungguh merepotkan.

Kesalahan semacam itu sebenarnya dapat dihindari apabila kita teliti. Bawa undangan pernikahan, dan cocokkan nama kedua mempelai di depan ruang resepsi dengan nama di undangan. Lebih baik repot sedikit, daripada keliru dan harus memberikan amplop lagi.

Notes:
Terima kasih atas pesanan buku oleh Bapak Yohan dari Kelapa Gading. Besok tgl 16 Apr 2012 buku akan segera dikirim dg pos kilat khusus. Semoga buku tersebut menjadi berkat. Gbu

Promo Tiket Pesawat, Voucher Hotel yang lebih murah daripada published rate, paket tour promo ke Singapore, Hongkong, Macau, Shenzhen dll. bisa diakses di KIOS TOUR http://kiostour.blogspot.com

Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Thursday, 12 April 2012

Beautiful Waterfall


 Beautiful Waterfall....






Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian

Wednesday, 11 April 2012

Nilai Seikat Kembang - The Value of a Bouquet

Nilai Seikat Kembang
Seorang pria turun dari sebuah mobil mewah yang diparkir di depan kuburan umum.  Pria itu berjalan menuju pos penjaga kuburan. Setelah memberi salam, pria yang ternyata adalah sopir itu berkata, "Pak, maukah Anda menemui wanita yang ada di mobil itu? Tolonglah Pak, karena para dokter mengatakan sebentar lagi beliau akan meninggal!"

Penjaga kuburan itu menganggukan kepalanya tanda setuju dan ia segera berjalan di belakang sopir itu.

Seorang wanita lemah dan berwajah sedih membuka pintu mobilnya dan berusaha tersenyum kepada penjaga kuburan itu sambil berkata, "Saya Ny. Steven.  Saya yang selama ini mengirim uang setiap dua minggu sekali kepada Anda.  Saya mengirim uang itu agar Anda dapat membeli seikat kembang dan menaruhnya di atas makam anak saya.  Saya datang untuk berterima kasih  atas kesediaan dan kebaikan hati Anda.  Saya ingin memanfaatkan  sisa hidup saya untuk berterima kasih kepada orang-orang yang telah menolong saya."

"O, jadi Nyonya yang selalu mengirim uang itu?  Nyonya, sebelumnya saya minta maaf kepada Anda.  Memang uang yang Nyonya kirimkan itu selalu saya belikan kembang, tetapi saya tidak pernah menaruh kembang itu di pusara anak Anda." jawab pria itu.

"Apa, maaf?" tanya wanita itu dengan gusar.

"Ya, Nyonya.  Saya tidak menaruh kembang itu di sana karena menurut saya, orang mati tidak akan pernah melihat keindahan seikat kembang. Karena itu setiap kembang yang saya beli, saya berikan kepada mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin yang saya jumpai, atau mereka yang sedang bersedih.  Orang-orang yang demikian masih hidup, sehingga mereka dapat menikmati keindahan dan keharuman kembang-kembang itu, Nyonya,"  jawab pria itu.

Wanita itu terdiam, kemudian ia mengisyaratkan agar sopirnya segera pergi.

Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos penjaga kuburan.

"Selamat pagi. Apakah Anda masih ingat saya?  Saya Ny . Steven.  Saya datang untuk berterima kasih atas nasihat yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Anda benar bahwa memperhatikan dan membahagiakan mereka yang masih hidup jauh lebih berguna daripada meratapi mereka yang sudah meninggal.

Ketika saya secara langsung mengantarkan kembang-kembang itu ke rumah sakit atau panti jompo, kembang-kembang itu tidak hanya membuat mereka bahagia, tetapi saya juga turut bahagia.

Sampai saat ini para dokter tidak tahu mengapa saya bisa sembuh, tetapi saya benar-benar yakin bahwa sukacita dan pengharapan adalah obat yang memulihkan saya!"

Jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena mengasihani diri sendiri akan membuat kita terperangkap di kubangan kesedihan.  Ada prinsip yang mungkin kita tahu, tetapi sering kita lupakan, yaitu dengan menolong orang lain, ...... sesungguhnya kita menolong diri sendiri.


Source : Hadi Kristadi-blog pentas-kesaksian